MENGAMATI KULI. MAKIN KAYA, MOTORNYA MAKIN JELEK

Beberapa minggu terakhir bekerja bersama adik, saya sering bertemu dengan kuli bangunan. Mereka benar - benar kuat sekali. Kerja sangat keras di bawah terik panas matahari, dan harus tinggal di bedeng seadanya. Dinding dan lantai triplek. Alas tikar. Makan di warung proyek dengan perabotan terbatas. Minum kadang dari termos tanpa gelas, digunakan bersama oleh sesama kuli. Baju yang dipakai hari ini, kalau mau dicuci, harus segera dicuci. Karena nyuci baju harus bergantian, tidak bisa mencuci lama - lama. Sehingga mereka biasanya memakai baju dengan sistem cuci - pakai hanya selang satu hari.

Mandi pun menunggu antrian panjang teman yang lain. Minum kopi lebih sering dari plastik. Makan, bila bawa perabotan dari rumah, hanya memakai perabotan yang itu - itu saja. Colokan juga harus antri dengan yang lain. Saya sering melihat mereka makan dengan nasi yang banyak, lauk seadanya (lebih sering hanya satu macam), dengan tambahan krupuk atau snack.

Capek kerja seharian, gak bisa ketemu atau melihat keluarga langsung. Mereka terpenjara, cuman beda status.

Saya tidak kasihan pada mereka. Saya malah salut. Mereka hebat. Mereka kuat. Dari segi ekonomi pun mereka pasti lebih baik daripada saya. Dari kendaraan yang mereka pakai saja, banyak yang membawa tipe terbaru. Belum lagi sawah dan rumah yang mereka miliki di kampung.

Tapi uniknya, yang saya lihat, jabatan tertinggi di proyek, kendaraannya malah tidak bagus - bagus banget. Tampak seadanya. Walau saya tahu dengan penghasilannya, dia bisa beli kendaraan yang jauh lebih mewah. Saya tidak sempat ngobrol dan menanyakan alasannya. Jujur saya penasaran banget.



0 bukan komentar (biasa):

Post a Comment

Jangan lupa cek twitter saya @tukangcolong
Dan channel YOUTUBE saya di
SINI