MENGAMATI KULI. MAKIN KAYA, MOTORNYA MAKIN JELEK
MEMBUANG KESEMPATAN
Saya sering menanti kesempatan datang. Ketika ada kesempatan lain, yang tidak saya duga (dan tidak sesuai ekspektasi), malah saya tolak. Sedangkan saat tidak punya peluang apapun, terus saya harap - harapkan. Saya idam - idamkan. Pikirin terus sampai aktivitas semua keganggu.
Syukur - syukur kalau dapat kesempatan kedua. Tapi itu tidak selalu terjadi. Biasanya, kesempatan hanya datang satu kali. Orang yang ngasi kesempatan akan kapok ngasi kesempatan ke saya. Atau citra saya sudah dicap buruk. Saya jadi diingat sebagai orang yang suka nolak ditawari peluang.
Masalahnya terletak pada kesiapan, dan mental. Ketika kesempatan belum ada, saya hanya memikirkan, tapi tidak bersiap - siap. Daripada hanya kepikiran tapi gak ngapa-ngapain, harusnya saya melatih diri. Meningkatkan keterampilan dan kemampuan. Bila kesempatan yang ditunggu - tunggu tiba, saya sudah siap.
EFEK BURUK BISA MELIHAT MASA DEPAN
Ketika masih sibuk dengan saham, berharap sekali bisa melihat masa depan. Melihat saham mana yang akan naik. Rasanya menyenangkan dan pasti menguntungkan.
Tapi, setelah melewati beberapa agenda yang sangat berat, saya sadar kalau kemampuan mengetahui apa yang akan terjadi di masa depan tidak selamanya indah. Tahu apa yang akan datang malah membuat susah tidur, gak enak makan, hidup berantakan, kena mental karena kepikiran terus. Tegang, degdegan. Jadi lemes dan males menjalani hari karena sudah tahu hal buruk apa yang akan kita alami di masa depan.
Saya jadi empati kepada peramal dan teman - teman indigo. Mungkin sekarang mereka sudah terbiasa karena sudah mengalaminya sejak lama. Tapi itu pasti melalui proses yang sulit dan sangat menyiksa. Mungkin yang saya lihat sekarang adalah orang - orang yang sudah berhasil melewati semuanya. Sehingga mereka tampak tenang dan mampu memakai dan mengendalikan kemampuan mereka.
TAK SADAR COBA MENGATUR HIDUP ORANG LAIN
LAGI-LAGI GARA-GARA UANG
Uang membuat kita memiliki banyak pilihan. Tidak ada uang membuat kita harus membuang satu - satunya pilihan yang ada.
Saya tahu, uang bukan satu - satunya alasan peristiwa yang akan saya ceritakan ini terjadi. Dan peristiwa ini bukan peristiwa langka yang hanya saya yang mengalaminya. Orang lain juga pasti ada mengalaminya, nahkan lebih buruk. Saya hanya perlu bertahan dan tetap melanjutkan hidup. Seperti yang orang lain lakukan.
Tapi saya benar - benar marah dengan kenyataan yang harus saya dan keluarga saya alami.
WEEKEND TERAKHIR TIDAK TERLALU MEMUASKAN
Hidup seperti roda. Pernah mendengar pepatah ini? Harusnya sering. Tapi itu benar adanya. Setidaknya, itu terjadi kepada saya.
Setelah bekerja keras beberapa minggu terakhir mengambil side hustle, bahagia banget ketika mendepositkan hasilnya ke salah satu instrumen investasi saya dan istri. Terharu. Akhirnya ada tambahan pemasukan. Terutama bagi saya yang tidak terlalu pandai melihat peluang. Yang terlalu lemah untuk lebih gigih lagi mengambil pekerjaan yang mungkin tersedia.
Setelah kebahagiaan yang sesaat itu, akhir minggu ini tidak berjalan mulus.
MENYEPELEKAN MASALAH KECIL
Jika kalian pernah membacanya, saya pernah bilang tentang pentingnya untuk tahu mana yang harus diselesaikan terlebih dahulu bila dihadapkan oleh lebih dari satu masalah. Pilihannya akan berbeda tergantung masing - masing orang. Itu sangat subjektif. Penting bagi saya, belum tentu penting bagi orang lain.
Ada yang akan mendahulukan pekerjaan yang membutuhkan waktu dan tenaga paling banyak, ada yang mendahulukan pekerjaan yang deadlinenya paling mepet, ada yang menyelesaikan pekerjaan yang efeknya paling besar bila tidak diselesaikan, atau ada yang mengambil kerjaan yang ringan - ringan dulu sehingga lebih banyak pekerjaan yang terselesaikan.
Tapi, manapun masalah yang saya pilih, saya akan catat masalah - masalah yang belum saya ambil. Sekecil apapun itu. Walau kecil, bila diabaikan, bisa jadi besar. Saya gak pernah meremehkan masalah. Sekali berkompromi dengan kesalahan yang terjadi, takutnya jadi kebiasaan. Kalau masalah kecil saja gak bisa mengatasi, gimana mau mengatasi masalah yang lebih besar?
LEBIH BAIK DIOMONGIN DARI BELAKANG
JANGANKAN MENETESKAN KERINGAT, MEMERAS DARAH PUN SAYA SIAP DEMI INI
Minggu lalu ketika weekend hampr berakhir, saya kira itu adalah kali terakhir saya akan mengalami weekend paling abnormal dalam hidup saya. Weekend yang semestinya saya pakai istirahat mumpung dapat libur selama tiga hari, malah jadi akhir pekan tersibuk dan terberat dalam yang pernah saya jalani.
Adik saya menawari pekerjaan yang bisa saya ambil tanpa harus meninggalkan pekerjaan di kantor lama. Saya tanpa ragu mengiyakan tawaran ini. Dua kali saya pernah menolak tawaran kerjanya, dan saya menyesal. kala itu saya masih naif. Belum punya tanggungan sehingga masih ambisius. Masih idealis. masih pengen berhasil di jalur yang saya sukai dan saya kuasai. Sekarang jangankan memeras keringat, darah pun akan saya tumpahkan. Anak saya banyak.
DEJA VU DIKASIHANI OLEH LIBRA
Saya seperti mengalami deja vu. Pengalaman yang pernah saya alami beberapa tahun yang lalu. Bekerja dengan orang Libra, belajar hal baru. Dibanding dipekerjakan, saya lebih merasa dikasihani. Orang - orang ini memilih saya sebagai teman kerjanya terasa ingin membantu saya yang tidak pandai mencari penghasilan tambahan.
Sayangnya, di kedua orang ini, saya sama - sama mengecewakan mereka. Yang satu secara halus tidak memanggil saya lagi untuk kerja bareng. Yang satu lagi, masih bertahan dengan saya, entah sampai kapan, walau sepanjang pekerjaan saya sering kena bentak, sikap yang keras, dan amarah.
APLIKASI ANTRIAN BANK
Ketika hidup lagi capek - capeknya, kartu ATM expired. Temen - temen yang duluan ngeh. Ada beberapa temen yang sudah gak bisa pakai kartunya. Saya sendiri meski expired di tanggal yang sama, sehari sebelumnya masih bisa menarik uang pakai kartu ini. Tapi buat berjaha - jaga, saya tetap akan menggantinya. Takutnya kartu ini gak bisa dipakai ketika lagi butuh banget.
Yang bikin males ngurus kartu adalah sistem antrian yang berubah. Sekarang musti bikin antrian lewat aplikasi dulu, setelah itu antriannya bawa ke kantor cabang tempat mau mengganti kartu. Tak masalah sebenarnya. Hanya saja saya tidak suka dengan instansi - instansi yang dikit-dikit bikin aplikasi. Menurut saya ini tindakan yang kurang peka. Mungkin mereka yang menyusun pengadaan aplikasi ini adalah orang - orang dengan handphone berkapasitas besar. Mereka tidak pernah ngalamin hape nge-lag karena kepenuhan padahal galeri kosong. Ini semua hanya semata - mata karena banyak aplikasi yang tetap bergerak di belakang layar meski tidak sedang digunakan.
ALASAN SAYA TIDAK MENYEBARKAN METODE SAYA MEMBELI SAHAM
Saya kaget karena seorang teman meminta saya membuatkan trading plan untuk sebuah saham. Dia juga meminta saya membagikannya ke grup. Mungkin tujuannya untuk bahan diskusi. Walau pada akhirnya temen yang nyuruh ini membagikan pula plan untuk saham yang sama. Saya positif saja. Mungkin biar anggota grup lain bisa membandingkan sekalian belajar sehingga kedepan bisa membuat plan sendiri.
Selama ini kalau saya membagikan plan ke forum, biasanya hanya berupa gambar, pola - pola yang terbentuk, serta posisi dua target kenaikan terdekat, serta support-nya (base). Kalaupun isi titik cutloss, biasanya itu hanya formalitas. Karena saya sendiri dalam mengeksekusi saham yang saya gambar, caranya tidak demikian.
MENUNDA KESENANGAN SAAT INI, UNTUK KESENANGAN YANG LEBIH BESAR DI MASA DEPAN
Saya gak tahu di umur berapa saya bisa mengajarkan hal ini ke anak - anak. Di satu sisi, adik - adiknya masih belum bisa diajak berkomunikasi. Sedangkan Nayaka, sedang di fase memberontak. Tidak mau didoktrin terlalu keras. Masih pengen bebas. Musti pelan - pelan banget dan hati - hati sekali ngasi taunya. Bila tidak, akan mental.
Fase ini akan segera berlalu. Cepat atau lambat. Bila kami bisa memberi tahu dia dengan logika yang masuk akal, jelas, dan menyenangkan, Nayaka pasti mau. Hanya butuh sedikit lebih sabar.
MUKA JELEK, JADI BOLEH MELAKUKAN KESALAHAN
TEORI SEDEKAH
Dikasi rejeki sama Tuhan, sedikit atau banyak, harus tetep disedekahin. Karena makan dari sesuatu yang sebagiannya tidak disedekahin, sebenarnya kita sedang memakan dosa. Itu yang saya percaya.
Kalau jumlah yang mau disedekahkan terasa kurang, kumpulin dulu. Kalau jumlahnya sudah dirasa banyak, dan ada momen muncul orang yang benar - benar membutuhkan, itu saat yang tepat mengeluarkannya. Semasih uang sedekah yang disisihkan belum dikeluarin, kalian masih bisa sedekah ddengan kebaikan yang lain. Waktu, tenaga, dan tidak berbuat jahat pun sudah termasuk kebaikan.
Bila sudah disisihkan untuk amal, uang yang didapat bisa digunakan untuk orang yang paling kalian sayangi dulu. Melihat orang yang paling kalian sayangi bahagia, akan memberikan kebahagian diri kita juga. Dan kebahagiaan yang dirasa, beda dengan kebahagiaan saat memenuhi kepuasaan pribadi.
Bagaimana bila orang yang kita sayangi ada banyak? Kasi yang paling urgent. Bila semua prioritasnya sama, kasi ke yang paling kalian cintai. Tentu ini harusnya tak sulit.
Bila ada sisa, baru untuk kalian sendiri. Saya percaya, sedekah, dan rejeki yang kita berikan bukan untuk diri kita, akan kembali ke kita dalam jumlah yang bahkan diluar dari yang bisa kita imajinasikan.
MITOS WAKTU BERJALAN LEBIH CEPAT KETIKA GALUNGAN
Dua hari setelah Galungan. Kalau temen - temen muslim ketika Lebaran bilang, "H+1 Lebaran, udah bosen sama yang santen - santen", saya juga mau bilang kalau udah bosen banget sama yang babi - babi. :))
Bahkan h-2 saja saya sudah bosen sama babi. Ibu saya banyak banget dapet daging babi dari seminggu sebelum Galungan. Entah itu beli, ataupun dikasi minta orang. Makanan itu menarik kalau dimakan gak sering - sering. Ketemunya setahun sekali bila perlu. Kalau terlalu sering, udah gak bikin penasaran. Malah ngebosenin.
H+2 Galungan. Ada satu mitos tentang Galungan yang mulai saya rasakan. Mitos yang secara sains bisa dijelasin. Saya pernah baca penjelasannya, tapi udah gak begitu jelas mengingatnya. Mitos kalau mendekati Galungan, waktu akan terasa cepat berjalan. Matahari masih terik, ternyata sudah jam 6 sore. Lalu transisi matahari dari jam 6 sampai jam setengah 7 terasa makin cepat. Dari terang dan gelap cepat sekali terjadi.
YANG TERLAKSANA DI GALUNGAN TAHUN INI
GALUNGAN SELALU MEREPOTKAN
Galungan (hari raya Hindu nusantara) selalu terasa merepotkan. Suasana kantor sudah mulai sepi. Ada yang udah ambil cuti, ada juga yang ijin. Bahkan kantin pun tutup karena pulang kampung lebih awal. Hal ini bikin apa - apa serba susah. Mau kerja yang isi kordinasi dengan staf lain jadi gak bisa kalau orangnya gak ngantor. Mau makan pun musti keluar. Atmosfirnya sudah bukan atmosfir bekerja lagi. Bahkan yang tetep kerja masih ada yang memutuskan ijin pulang cepet. Makin surem~
Sedangkan di rumah, acara nge-galung yang saya skip adalah nampah (memotong hewan) ataupun mepatung (kongsi bayar hewan potong untuk mendapat dagingnya). Walau tidak melakukan beberapa kegiatan yang identik dengan Galungan, tetap saja rasanya banyak banget yang musti dikerjain.
Memenjor dan sembahyang keliling adalah PR terbesar saya. Tantangannya kali ini tentu saja kehadiran anak - anak yang sudah besar - besar. Mereka cenderung tidak mengganggu. Tapi fokus dan tenaga akan terbagi. Saya tidak ingin anak - anak terabaikan, dan pekerjaan - pekerjaan wajib tetap bisa ditunaikan.