APLIKASI ANTRIAN BANK

Ketika hidup lagi capek - capeknya, kartu ATM expired. Temen - temen yang duluan ngeh. Ada beberapa temen yang sudah gak bisa pakai kartunya. Saya sendiri meski expired di tanggal yang sama, sehari sebelumnya masih bisa menarik uang pakai kartu ini. Tapi buat berjaha - jaga, saya tetap akan menggantinya. Takutnya kartu ini gak bisa dipakai ketika lagi butuh banget.

Yang bikin males ngurus kartu adalah sistem antrian yang berubah. Sekarang musti bikin antrian lewat aplikasi dulu, setelah itu antriannya bawa ke kantor cabang tempat mau mengganti kartu. Tak masalah sebenarnya. Hanya saja saya tidak suka dengan instansi - instansi yang dikit-dikit bikin aplikasi. Menurut saya ini tindakan yang kurang peka. Mungkin mereka yang menyusun pengadaan aplikasi ini adalah orang - orang dengan handphone berkapasitas besar. Mereka tidak pernah ngalamin hape nge-lag karena kepenuhan padahal galeri kosong. Ini semua hanya semata - mata karena banyak aplikasi yang tetap bergerak di belakang layar meski tidak sedang digunakan.

Tentu ini semua ada cara mengakalinya. Tapi, berapa banyak orang yang paham caranya? Mereka pasti tidak paham kalau pasar mereka bukan orang - orang muda yang aktif dan melek teknologi. Kita harus mengerti hal ini. Jangan dipaksakan. Sesuatu harus berbentuk aplikasi bila memang di dalamnya banyak sistem lengkap disederhanakan dalam bentuk aplikasi.

Kenyataannya kan banyak aplikasi yang harus kita instal hanya untuk satu, syukur - syukur dua kegunaan saja.

Padahal semua bisa dibuat versi web saja. Apakah mereka lupa kalau ada yang namanya website? Atau jangan - jangan mereka gak tahu kalau ada fitur di internet yang namanya website??


Agar bisa ikut antri ke bank, saya minta temen yang sudah install untuk nyariin saya antrian. Screenshot-nya saya bawa ke bank. Ternyata gagal. Selain minta nomor antrian, aplikasinya tetap digunakan untuk scan kehadiran di mesin yang ada di bank-nya. Terus kenapa nyari antrian di aplikasi juga???

Setelah berhasil dapet antrian, temen saya ini pulang. Tinggal saya yang menunggu di bank.

Antrian yang dipanggil tidak runut dengan angka yang kita miliki. Antrian yang kita dapat misalnya nomor 9, bisa jadi yang 11 duluan dipanggil kalau dia duluan scan aplikasi lebih dulu dari kita.

Banyak nomor setelah saya dipanggil lebih dulu. Saya mulai khawatir karena nomornya terlalu jauh dari nomor saya. Hingga akhirnya teman saya yang lain yang scan aplikasi belakangan dari saya malah dipanggil duluan dari saya. Disitu saya sadar kalau ada yang salah. Saya nanya ke security, katanya karena hape yang dipakai ngambil antrian tidak bersama saya. Padahal ada temen saya yang sudah mencoba cara ini kemarin dan berhasil.

Perut saya lapar. Dateng pagi - pagi gak pakai makan dulu menjadi sia - sia. Nunggu dua jam malah berakhir seperti ini. Security menyarankan saya  untuk langsung ke meja CS saja bilang antriannya sudah lewat tapi gak terpanggil. Tapi saya putuskan balik ke kantor dulu, makan. Ngisi perut biar bisa berpikir tenang.


Perut sudah kenyang, tenaga sudah balik, saya putuskan untuk instal aplikasinya. Pada akhirnya. Meskipun tidak langsung saya pakai. Saya mau pakai saran security dulu. Jika gagal, baru pakai aplikasi langsung di bank-nya agar bisa langsung scan disana.

Singkatnya, saran dari security ini berhasil. Aplikasinya tetap saya simpan di hape. Mungkin setelah selesai menulis tulisan ini saya hapus. Karena hape saya yang tua ini, meski memorinya besar, lumayan berasa bila dimasukkan aplikasi baru. Banyak fungsi dari fitur - fiturnya yang berubah. Lebih lelet, cepat macet, kadang restart sendiri.

0 bukan komentar (biasa):

Post a Comment

Jangan lupa cek twitter saya @tukangcolong
Dan channel YOUTUBE saya di
SINI