ALASAN SAYA TIDAK MENYEBARKAN METODE SAYA MEMBELI SAHAM

Saya kaget karena seorang teman meminta saya membuatkan trading plan untuk sebuah saham. Dia juga meminta saya membagikannya ke grup. Mungkin tujuannya untuk bahan diskusi. Walau pada akhirnya temen yang nyuruh ini membagikan pula plan untuk saham yang sama. Saya positif saja. Mungkin biar anggota grup lain bisa membandingkan sekalian belajar sehingga kedepan bisa membuat plan sendiri.

Selama ini kalau saya membagikan plan ke forum, biasanya hanya berupa gambar, pola - pola yang terbentuk, serta posisi dua target kenaikan terdekat, serta support-nya (base). Kalaupun isi titik cutloss, biasanya itu hanya formalitas. Karena saya sendiri dalam mengeksekusi saham yang saya gambar, caranya tidak demikian.


Pertama adalah menentukan saham yang ingin ditradingkan atau diinvest. Cara menentukannya tergantung. Bisa lain - lain tergantung momen. Kadang hasil nyari sendiri lewat bandarmologi, atau lihat pergerakan pasar saham dalam sehari itu atau rentang waktu tertentu, atau berita. Hal ini paling penting karena hubungan saya dengan suatu saham bisa berlangsung sangat lama. Bisa bolak balik taking profit lalu beli lagi kalau sahamnya masuk ke area beli lagi setelah sempat naik. Itulah alasan saya harus benar - benar menemukan saham yang bisa saya percaya. Bisa membuat saya betah membelinya lagi setelah sempat saya jual separuh. Karena cara beli dan jual saham saya seperti itu.

Kedua: menentukan area - area support yang nanti akan saya jadikan titik beli. Area belinya bisa lebih dari dua titik. Sehingga saya tidak bisa all in dalam membeli saham. Agar saya bisa membelinya ketika harganya turun ke support selanjutnya. Ini juga jadi alasan saham yang saya beli harus bisa saya percaya. Agar saya nyaman menyimpannya meski saya dibawa turun dan menahan kerugian yang besar sampai dia mencapai titik beli yang baru di bawahnya. Atau sampai dia balik dari loss ke profit.

Gimana kalau harganya sampai mentok ke dasar? Beranikah tetap membelinya? Makanya disini perlu memilih saham yang ngasi kamu keberanian untuk membelinya bahkan di harga paling rendah sekalipun. Memberi kepercayaan bahwa suatu saat dia akan bangkit. Kenapa dia bangkit? Karena kalau saham kamu dari perusahaan yang bagus, pasti ada yang mau membelinya.

Beli dengan sistem piramid. Lebih spesifiknya: saya pakai konsep 3:1. Jika saya beli harga yang lebih rendah, saya beli 3x lebih banyak dari jumlah lot yang telah saya miliki. Kalau beli di harga atas (average up) saya beli sepertiga dari lot yang saya punya. Tujuannya adalah ketika melakkukan average down, harga rata - rata saham yang saya miliki bisa sedekat mungkin dengan harga pembelian terakhir saya untuk saham itu. Dan kalau saya beli di harga atas, agar harga rata - rata saham saya tidak berubah jauh.


Tapi saya jarang melakukan average up, kalau harganya sudah melewati resisten pertama yang saya tentukan, biasanya saya akan taking profiti separuh. Lalu saya akan biarkan entah kemana dia mau pergi. Kalau dia naik, tinggal pasang trailing stop. Jual bila harganya turun ke support yang baru terbetuk di atas. Kalau dia turun mendekati harga beli yang pertama kali, saya akan jual setidaknya jangan sampai rugi biaya admin. Lalu akan saya beli lagi di bawah. Di area titik - titik beli yang pertama kali saya tentukan sebelumnya.

Cara-cara ini sangat melelahkan, membosankan, merepotkan, aneh dan tak biasa, tapi konsisten memberikan saya cuan. Tidak semua bisa dan mau melakukan ini. Makanya tidak saya sebarkan ke sembarang platform

0 bukan komentar (biasa):

Post a Comment

Jangan lupa cek twitter saya @tukangcolong
Dan channel YOUTUBE saya di
SINI