GALUNGAN SELALU MEREPOTKAN

Galungan (hari raya Hindu nusantara) selalu terasa merepotkan. Suasana kantor sudah mulai sepi. Ada yang udah ambil cuti, ada juga yang ijin. Bahkan kantin pun tutup karena pulang kampung lebih awal. Hal ini bikin apa - apa serba susah. Mau kerja yang isi kordinasi dengan staf lain jadi gak bisa kalau orangnya gak ngantor. Mau makan pun musti keluar. Atmosfirnya sudah bukan atmosfir bekerja lagi. Bahkan yang tetep kerja masih ada yang memutuskan ijin pulang cepet. Makin surem~

Sedangkan di rumah, acara nge-galung yang saya skip adalah nampah (memotong hewan) ataupun mepatung (kongsi bayar hewan potong untuk mendapat dagingnya). Walau tidak melakukan beberapa kegiatan yang identik dengan Galungan, tetap saja rasanya banyak banget yang musti dikerjain.

Memenjor dan sembahyang keliling adalah PR terbesar saya. Tantangannya kali ini tentu saja kehadiran anak - anak yang sudah besar - besar. Mereka cenderung tidak mengganggu. Tapi fokus dan tenaga akan terbagi. Saya tidak ingin anak - anak terabaikan, dan pekerjaan - pekerjaan wajib tetap bisa ditunaikan.


Semua ini terasa berat karena saya bukan tipe orang yang kerjanya kilat. Selain lemah, saya juga pemalas. Belum lagi, di hari raya besar seperti ini, akan selalu ada cobaan yang datang. Rahinan (hari raya / sakral) yang lebih kecil saja, akan selalu datang masalah. Masalah yang membuat kami bertengkar, atau marah. Insiden seperti ini akan membuat niat berupacara jadi terganggu ataupun mengurangi kekhidmatan hari sucinya.

Ini sudah terjadi bahkan sejak saya kecil. Bahkan sejak ibu saya kecil, kakek saya kecil, dan terjadi turun temurun. Gak cuma keluarga kami saja yang mengalami. Keluarga lain juga. Entah mereka sadar atau enggak.

Karena ini bukan hal luar biasa, kami sudah mempersiapkan diri. Mewanti - wanti diri sendiri dan mengingatkan orang lain. Memberi peringatan agar tidak cepat terpancing emosi, jangan cepat marah, lebih bersabar bila sedang rahinan. Masalahnya, orang dewasa mungkin bisa diminta permaklumannya, yang bayi - bayi ini PR-nya. Nayaka, meski baru 4 tahun, karena sudah fasih bila diajak komunikasi, sudah bisa diberi penjelasan. Dua adiknya, masih sering nangis, marah, dan minta sesuatu yang berbahaya yang tak mungkin bisa kami berikan. Akhirnya ini  jadi alasan mereka menangis, orang dewasa jadi kesal atau gak fokus.

Tapi gak tiap hari kok chaos seperti itu. Asal bisa menahan diri. Ucapan dan perbuatan. Sering juga hari raya kami jadi menyenangkan. Pokoknya musti pintar - pintar mengendalikan keadaan. Suasana, situasi, dan kondisi.

0 bukan komentar (biasa):

Post a Comment

Jangan lupa cek twitter saya @tukangcolong
Dan channel YOUTUBE saya di
SINI