JANGAN POTONG RAMBUT SAAT ISTRI HAMIL

Sebulan menjelang kelahiran anak ketiga saya masih enggan langsung bilang iya setiap ada yang nanya apakah saya sedang punya kehamilan lagi?

Kehamilan memang tidak bisa saya sembunyikan meski saya bukan yang mengandung. Saya masih memegang tradisi pria yang punya kehamilan tidak akan mencukur rambut hingga anaknya lahir. Banyak versi tentang alasan mitos ini bisa ada. (1) Agar rambut bayi kelak tumbuh subur, lebat, dan tebal (2) Agar si bapak tampak kumal jadi ga bisa lirik-lirik perempuan lain soalnya ibu hamil kan sensitif / cemburuan dan dalam kondisi yang pada umumnya tidak cantik.

KE BULELENG TIDAK SEANTUSIAS DULU. INI ALASANNYA

Sabtu kemarin akhirnya saya ke Buleleng lagi. Dalam rangka kegiatan KBS.

Kali ini, karena sudah kesekian kalinya untuk beberapa bulan terakhir, tidak seantusias dulu. Semangatnya udah beda. Mungkin jenuh juga. Terlebih banyak masalah pribadi yang belum terselasikan di rumah dan pekerjaan, ditambah masalah keuangan, bikin gak ada energi buat ngapa-ngapain terutama ngurusin hal tambahan atau hal baru.

Perjalanan di pagi hari dari Karangasem ke Buleleng lewat Amlapura jadi terasa tidak semenyenangkan di awal - awal. Bahkan sampainya pun tidak secepat dulu. Saya telat 40 menit di acara. sampai Buleleng temen - temen udah pada kerja di gerbang desa. Agak canggung karena dateng paling belakang, tapi tebelin muka aja udah dan langsung ambil kerjaan yang udah dikasi tahu sebelumnya.

JADILAH ORANG DEWASA YANG TIDAK MENYEBALKAN

Kemarin saya ketiduran. cucian lupa digosok. Pagi ini sebelum mandi saya sempatkan nyuci. Cuman jemurnya aja yang belum. Sudah minta tolong istri sebelum berangkat tadi, kalo dia lupa atau gak sempet, mamti sore saja jemurnya.

Abis nyuci, saya lanjut mandi. Seperti biasa minta air hangat ke dapur. Ibu lagi disana, masak. Sambil nuang air hangat, dia marah - marah. "Kenapa saya lama sekali ngambil air?" katanya.

"Saya nyuci tadi", jawab saya.

Dia masih gak terima. Masih marah- marah. Katanya saya kaya gak punya istri sampai harus nyuci sendiri.

GARA - GARA BLOG JOKO ANWAR YANG DIBUAT 16 TAHUN YANG LALU

Ketika nyari bahan untuk ulasan film Kala (2007) a.k.a Dead Time, sama nemu blog yang dibikin sutradaranya, Joko Anwar, yang dibikin tahun 2006. Berisi perjalanan pembuatan film tersebut sampai manggung dari festival ke festival.

Di tahun - tahun itu masih puncak dari euforia kepemilikan website bagi seseorang. Seru banget punya web sendiri, baik dengan domain berbayar ataupun pakai fasilitas gratis seperti blogger / blogspot, wordpres, dll. Tak lelah posting, mencari bahan untuk diunggah, ngikutin atau ngebahas trend yang lagi beredar baik di offline atau online. Sangat menyenangkan menikmati kreatiftas yang mereka hasilkan. Drama pun tetap ada. Konflik. Hingga kriminal. Dalam bentuk apapun medianya, tidak akan terlepas oleh hal itu.

Di tahun dua ribu belasan, sosial media mulai naik. Para pekarya konten ini berpindah perahu. Blog jadi sepi dalam waktu singkat. Jaringan terbuka ini berubah jadi ranah sepi, seperti sebuah areal terlarang yang tak ada berani seseorang pun melintas.

Media internet berupa tulisan adalah wadah buat mereka yang introvert untuk tampil dan dikenal lebih banyak orang. Tapi kalau tempat mereka tampil jadi sepi lagi, tempat itu akan jadi tempat mereka untuk nyaman berekspresi tanpa takut dikomentari orang. Tau sendiri kan netizen kita paling jago menghakimi orang.

Untuk saya sendiri, blog Joko Anwar jadi penyemangat lagi. Walau pembaca tulisan ini tak banyak. Konsisten di angka 5, tidak pernah kurang, dan kunjungan harian web ini rata - rata di atas 100, itu tetap jadi alasan saya menulis lebih baik lagi agar waktu yang sudah kalian korbankan membaca isi pikiran saya setidaknya gak terlalu sia - sia.

RAHASIA SUKSES ORANG DEWASA

Konon, yang membedakan kita dan anak - anak adalah antusiasme dalam setiap melakukan sesuatu hal. Antusiasme itu pula yang menjadikan seseorang bisa sukses bila bisa tetap mempertahankannya saat dewasa.

Dan dibanding disuruh melakukan apa yang kita sukai, lebih mudah mencintai apa yang kita lakukan. Karena kehidupan orang dewasa, lebih sering harus melakukan hal yang belum tentu mereka suka lakukan. Lebih bersifat keterpaksaan. Karena namanya orang sudah dewasa, mustinya bisa membedakan mana prioritas, kewajiban, dan mana yang bisa ditunda atau dilakukan belakangan.

Harus saya akui itu gak mudah. Sangat sulit. Saya tidak punya kesempatan bersedih terlalu lama. Gak boleh terlalu larut, karena waktu berlalu sangat cepat. Bisa -bisa gak keburu melakukan hal lain yang lebih penting. Berlari dari satu kewajiban ke kewajiban yang lain.

Menanam antusiasme itu gak mudah. Rasa males, takut gagal, pikiran negatif, sudah datang duluan bahkan sebelum memulai pekerjaan. Itu biasanya jadi musuh utama. Lawan terkuat. Musti dipaksain. Kalau enggak, bisa keterusan. Sifat mana yang menang, itu akan jadi kebiasaan, lalu jadi karaktermu.

Meski berat banget, coba aja lakuin, mulai pelan - pelan, dikit-dikit aja dulu. Gak cuma kamu kok kaya gini. Semua juga ngerasain hal yang sama. Kalau udah mulai, kalo terus dilakuin dengan konsisten, lama - lama juga selesai. Dan kamu akan bangga apa dirimu sendiri pada akhirnya.

Jadi, tetaplah kuat.



SUSAH MELIHAT ORANG LAIN SENANG

Ikut bersedih dalam duka orang lain lebih mudah dibanding ikut seneng saat orang lain bahagia.

Apalagi kalau kondisi kita, jauh di bawah pencapaian orang tersebut.

Para motivator bilang, pakailah hal itu sebagai motivasi. Hadapi semua dengan pikiran terbuka dan hati yang selalu dingin.

Namun apabila ternyata kita sebenarnya sudah melakukan berbagai cara tapi gak berhasil juga, gimana?

Akhirnya saya nemu jawabannya: stoikisme.

BELI PERUSAHAAN HASIL KEPUTUSAN SENDIRI

Sebelum tulisan ini terbersit di kepala, saya sudah memegang dua saham perusahaan yang kesemuanya hasil keputusan saya sendiri, bukan rekomendasi dari siapa pun. Alasan saya membeli kedua saham perusahaan ini adalah mengincar deviden mereka. Yang satu akhir bulan ini RUPST dan melihat dari laporan keuangan tahun lalu semestinya mereka bagi deviden dan jumlahnya seharusnya gak sedikit.

Yang satu lagi belum menentukan jadwal rapat. Sembari menunggu, saya akan hold sahamnya dan menambah porsi bisa dikasi kesempatan.

Rasanya menyenangkan membeli saham perusahaan hasil dari keputusan saya sendiri. Saya jadi bisa menakar resikonya dan jadi lebih intensif memperhatikan perusahaannya terutama dari segi teknikalnya. Kalau dapat dari orang, seringkali saya jadi pasif dan malas. Nunggu komando dari orang yang ngasi stockpick kapan jual dan kapan hold. Selama saya melakukan hal itu, lebih sering rugi daripada untungnya. Kalaupun untung, jarang dalam jumlah yang banyak. Sedangkan jika memilih sendiri perusahaan yang mau dibeli sahamnya, hasilnya juga sama, namun kepuasaan yang dihasilkan saat cuan sensasinya beda.

Dan hari ini saya beli perusahaan lagi.

AWAS JEBAKAN! PASCA PANDEMI COVID VS INFLASI

Entahlah. Sepertinya saya terlalu lama memantau situasi makro dan mikro ekonomi yang terjadi untuk kebutuhan aktivitas saya di saham. Sekarang saya kaya orang liga parno sendiri di antara temen - temen tentang keadaan kita saat ini.

Temen - temen udah pada healing, sedangkan saya tetep waspada untuk prepare situasi terbutuk yang mungkin akan terjadi nanti. Krisis di Amerika makin parah dari hari ke hari, Eropa darurat energi karena perang melawan Rusia, krisis gandum dan batubara di India, Singapura akhirnya mau nerima ekspor daging ayam dari Indonesia saking langkanya, dan presiden Sri Lanka kabur ke tengah laut menyelamatkan diri dari rakyat yang menyerbunya ke istana negara yang kini sudah hancur dibakar akibat kekecewaan karena negara itu sudah resmi bangkrut.

MOTOR INI TIAP BULAN HABIS 1 JUTA UNTUK SERVICE

Bukan motor antik, cuma motor matic. Bukan motor mewah, tapi rusaknya emang udah parah.

Melihat orang yang punya mobil harus keluar duit jutaan untuk samsat, saya suka ngeri sendiri. Saya yang nyamsatnya ratusan ribu aja rasanya berat banget. Itu baru nyamsat, belum servis.

Saya sejak kuliah, emang tipikal orang yang rajin nyervis. Saya bela - belain tiap hari berhemat biar bisa servis rutin tiap bulan. Karena motor itu adalah kaki saya. Motor, dan seperti beberapa item lain yang saya punya, adalah benda yang wajib segera saya perbaiki ketika mulai ada yang aneh - aneh.

Ironi, ya. Kita sayang banget sama benda di luar diri kita, tapi sama tubuh sendiri gak pernah diperhatiin.

HATI - HATI MEMINTA KEPADA TUHAN

Saya ada temen yang pernah ngomong kalau apapun yang dia cita-citakan, pasti terwujud.

Agak sombong, tapi emang kayak gitu adanya. Setidaknya beberapa hal yang pernah dia omongin, beneran kejadian. Kuliah ke luar negeri lewat beasiswa, dapet kerjaan yang dia bahas terus di tongkrongan, sampe dapet istri ideal sesuai kreteria yang juga terus dia sebutin semasih lajang. Namun, saya melihat anomali.

MASALAH TIDAK JADI MASALAH KALAU TIDAK DIANGGAP MASALAH

Saya pernah sangat marah. Ketika di jalan hendak ke kantor, hati saya terasa panas. Dada saya sesak. Meminta tolong kepada seseorang, dua kali, untuk hal yang berbeda, di waktu yang berdekatan, tapi hingga ketika saya menuju kantor pun tidak dipenuhi. Sama sekali.

Diri saya terbakar dendam. Api yang tersulut oleh rasa kecewa yang amat besar. Bila nanti orang itu minta sesuatu, dan itu pasti, saya akan wujudkan. Namun dengan satu pesan ,"Ingatlah dulu aku pernah meminta bantuanmu tapi tak kau berikan."

Ajaibnya, hingga kantor, emosi saya reda. Bahkan nyaris lenyap. Hilang entah kemana?

Kepala yang tiba - tiba dingin saya pakai untuk mengambil sebuah keputusan tepat. Saya bicara baik-baik dengan orang ini, dan semua urusan clear.

Tentu gak semua bisa begini. Saya pun gak sengaja. Dan saya bersyukur masih "dibantu" oleh Tuhan untuk mengatasi semua ini. Untuk tetap bisa jadi manusia yang lebih baik.

Kita memang sebaiknya menggantungkan kepercayaan kepada Tuhan, jangan kepada manusia atau benda lain. Nanti kecewa. Dalam kasus ini saya benar - benar butuh bantuan orang lain, tak bisa saya lakukan sendiri. makanya dengan sangat terpaksa harus minta bantuan orang.

Lalu saya ingat istri saya. Yang orang lihat dia itu pasif, kurang inisiatif, lamban. Tapi mereka tak tahu, istri saya adalah orang paling woles yang pernah saya kenal. Dan saya bersyukur dia jadi istri saya.

Dia tidak cepat marah, kecuali kasusnya emang udah keterlaluan. Dia selalu tenang. Prinsip dirinya: masalah tidak jadi masalah jika kita tidak menganggapnya masalah. Dia mampu melihat sesuatu dari sudut pandang yang berbeda dari yang lain, yang membuatnya tidak cepat kepancing dan panik. Walau kesannya lambat dalam bereaksi atau merespon ketika dimintai saran, seringkali kita butuh tipe yang seperti ini untuk meredam keadaan yang lagi chaos.

Seperti saat saya menghilangkan kunci motornya. Dia tidak marah, padahal saya ngerasa bersalah banget. Di kunci itu tergantung kunci lain yang entah kunci apa dari sesuatu yang Ia punya di rumah orang tuanya. Dia hanya mendukung saya untuk segera mencarikan tukang kunci agar motornya bisa dipakai lagi. Reaksi yang sangat berbeda dibanding ibu saya yang kesal atas kejadian ini, serta saya yang cemas motornya jadi rusak karena diam lama. Padahal semua berjalan seperti prinsip istri saya: kalau sudah dijalani, gak seribet pikiran kita kok, dan akhirnya tetap akan selesai.


KEHILANGAN DUA BENDA INI MERUSAK HARI - HARI SAYA

Persasaan udah sempet jelek. Beberapa kali melirik tas kecil yang saya bawa kemana - mana. Sudah berkali - kali memastikan setiap hendak meninggalkan suatu tempat, ada yang ketinggalan ga? Tapi tetep saja ada yang hilang.

Bener - bener gak ada bayangan dimana hilangnya. Sudah mencari - cari di kantor dan di rumah, gak nemu juga.

Barangnya mungkin kecil, harganya gak seberapa, dan bisa dicari lagi penggantinya. Cuman kedua barang yang hilang ini penting. Dan butuh waktu untuk membelinya lagi. Terlebih, saya butuh mereka segera.