Makin hari makin banyak saja kewajiban yang harus diselesaikan. Makin kesini makin sedikit waktu untuk bersantai. Musti pinter - pinter memanfaatkan kesempatan. Dari mencari pekerjaan baru (tapi beberapa tempat tapi ada yang kelihatannya penipuan, kejauhan, dan skill saya tidak disana), mempersiapkan segala keperluan konten film, kerjaan di kantor (terus dapet kerjaan baru), kebutuhan anak - anak (rencananya nyari tahu di youtube apa yang harus dipersiapkan bila anak sudah mau TK?). Saya berharap masih bisa menyelesaikan semuanya.
IDE MENULIS BERBANDING TERBALIK DENGAN KESEMPATAN MENULIS
TIDAK MENYANGKA EFEK MECARU SEBESAR INI
BAHKAN BERSEDIH PUN TIDAK SEMPAT
Bila Tuhan tidak memberikanmu kesempatan untuk menangis, mungkin memang hal itu ga layak untuk ditangisi. Mungkin di depan sudah disiapkan lebih banyak lagi kesempatan yang lebih besar untuk kita raih.
Memang tidak mudah. Perih rasanya. Bila tertusuk duri, atau terbetur sesuatu, kita akan berhenti dulu. Memeriksa lukanya, mencoba mengurangi sakitnya, dan menunggu pedihnya reda, baru bisa melanjutkan hidup kembali. Tapi itu bila yang terluka adalah fisik.
Bila hati, mental, dan batin yang terluka, akan lebih susah untuk sekedar berhenti untuk diam sebentar dan meratapi kesedihan setidaknya hingga sakitnya reda. Dunia tidak akan memaklumi perasaan kita. Semesta tidak akan berhenti hanya untuk memahami apa yang kita rasakan. Kita yang harus kuat dan bertahan.