SELALU SAKIT KETIKA LIBUR

Saya gak ngerti sama badan sendiri. Setiap libur, selalu sakit. Migrain adalah penyakit paling sering singgah. Batuk, demam, pilek, meriang, flu sesekali ikut mampir.

Libur Isa Almasih (18 Mei) kemarin pun saya sakit lagi. Sakitnya bahkan sudah muncul kemarin sorenya. Tenggorokan sakit kalau nelen, badan pegel - pegel, dada sesak, dan tentu saja: migrain.

Ibu ketika sudah bisa lepas dari anak-anak saya langsung mijet dan bikinin air jeruk untuk sakit tenggorokan saya. Istri handle anak - anak karena saya tidur lebih cepat saking lemesnya. Malemnya istri ngolesin minyak di dada dan leher karena hidung saya mampe di kedua lubangnya.

Gara - gara sakit ini, alhasil saya ga maksimal bisa nemenin anak main di rumah padahal mumpung saya libur.

Besok saya libur lagi. Dua hari. Semoga penyakit - penyakit ini gak ada yang kumat.

SAYA LEGA SEKALI KALAU ISTRI NGABARIN SUDAH SAMPAI KANTOR

Selalu senang tiap istri bilang udah sampai kantor. Saya tahu perjuangan dirinya untuk bisa berangkat tiap pagi.

Bangun tidur, handle anak - anak ketika saya harus sudah ke kantor duluan karena jam kerja kami yang berbeda.

PENCAPAIAN KECIL DAMPAKNYA LEBIH TERASA DARIPADA YANG BESAR

Situasi depresi dan hopeless akut yang saya alami seperti yang alami saat ini katanya solusinya adalah mencari pencapaian - pencapaian kecil. Solusi yang lebih masuk untuk saya, dibanding berusaha mencari perubahan signifikan yang bisa mengubah hidup saya 100 persen hanya dalam satu malam.

Perlahan, pelan - pelan, ternyata itu bisa meningkatkan kepercayaan diri. Dan rasa yang muncul lebih awet.

Pencapaian terbaru saya adalah bisa sembahyang rutin tengah malam. Kalau bukan karena anak yang bangun, saya yang belum tidur.

USAI SEMBAHYANG TENGAH MALAM, GATA AKHIRNYA MAU TIDUR

Makin hari makin banyak saja kewajiban yang harus diselesaikan. Makin kesini makin sedikit waktu untuk bersantai. Musti pinter - pinter memanfaatkan kesempatan. Dari mencari pekerjaan baru (tapi beberapa tempat tapi ada yang kelihatannya penipuan, kejauhan, dan skill saya tidak disana), mempersiapkan segala keperluan konten film, kerjaan di kantor (terus dapet kerjaan baru), kebutuhan anak - anak (rencananya nyari tahu di youtube apa yang harus dipersiapkan bila anak sudah mau TK?). Saya berharap masih bisa menyelesaikan semuanya.



IDE MENULIS BERBANDING TERBALIK DENGAN KESEMPATAN MENULIS

Lagi duduk depat laptop. Kesempatan nulis terbuka lebar, tapi semua ide malah lenyap. Topik - topik tulisan beterbangan di kepala, tapi hanya satu dua kalimat. Otak lagi gak bisa dipakai untuk mengolahnya menjadi setidaknya 3 paragraf penuh. Terlebih lagi, kerjaan sudah menunggu. Tapi bagaimana mungkin saya melewatkan menulis yang sangat langka ini.

Di rumah, saya hanya bisa menulis di pagi hari. Malam hari terlalu lelah; sore hari adalah waktu bermain sama anak; pagi dan siang kalau hari biasa saya kerja, kalo libur jadi waktu bersama anak.

Di pagi hari, slot yang tersisa untuk menulis, seringkali juga gagal saya manfaatkan. Ketiduran atau tidur lagi setelah terbangun adalah penyebab pertama, penyebab kedua adalah tempat buka laptop yang tidak ada.

TIDAK MENYANGKA EFEK MECARU SEBESAR INI

Acara Mecaru di rumah Karangasem selesai kemarin. Saya tak menduga efek after ceremony bakal seberkesan ini.

Padahal yang berjuang paling keras adalah ibu saya. Mempersiapkan semua perlengkapan, bahan, mengkordinasikan agar semua berjalan sesuai rencana. Yang kedua adalah istri saya, Dwi. Dia yang kebiasaan tidur barengan sama anak - anak paling telat jam 10 malem dan bangun paling cepet jam setengah 7 (barengan juga sama anak - anak), sering saya lihat begadang bikin perlengkapan upacara malemnya.

BAHKAN BERSEDIH PUN TIDAK SEMPAT

Bila Tuhan tidak memberikanmu kesempatan untuk menangis, mungkin memang hal itu ga layak untuk ditangisi. Mungkin di depan sudah disiapkan lebih banyak lagi kesempatan yang lebih besar untuk kita raih.

Memang tidak mudah. Perih rasanya. Bila tertusuk duri, atau terbetur sesuatu, kita akan berhenti dulu. Memeriksa lukanya, mencoba mengurangi sakitnya, dan menunggu pedihnya reda, baru bisa melanjutkan hidup kembali. Tapi itu bila yang terluka adalah fisik.

Bila hati, mental, dan batin yang terluka, akan lebih susah untuk sekedar berhenti untuk diam sebentar dan meratapi kesedihan setidaknya hingga sakitnya reda. Dunia tidak akan memaklumi perasaan kita. Semesta tidak akan berhenti hanya untuk memahami apa yang kita rasakan. Kita yang harus kuat dan bertahan.

TTAHU - TAHU SUDAH BESOK

Saya ingin sekali berjanji ke kalian akan menceritakan bagaimana jalannya tes saya besok. Tapi saya gak berani janji. Berkomitmen untuk nulis setiap hari saja susah. Seperti penyakit pembuat konten lainnya: ide banyak, tapi mager nulis. Hehe

Apalagi bila ternyata hasilnya jelek, saya ga yakin kuat untuk menceritakannya. Jadi doain aja ya semoga lancar dan hasilnya baguss...

Ini persiapan paling serius yang pernah saya lakukan selama belasan kali ikut tes masuk instansi negeri. Istri pun memberi dukungan sebesar seperti saat saya ikut tes ketika kami pertama kenal dulu.

Saya gak ngebahas hal lain. Saya gak ngomongin hal lain. Hanya ini. Saham, perkontenan, minggir dulu. Walau pada akhirnya, banyak materi yang belum saya jangkau. Tiba - tiba tersisa satu hari untuk persiapan.

Oscar 2023 dan Kerinduan Terbesar Saya

Karena sudah gak review film lagi, gak sadar kalau kemarin adalah hari penganugerahan Piala Oscar.

Selain ga nge-review, intensitas nonton film pun sudah jauh sekali berkurang. Nonton series yang bener- bener rame banget.

Tapi yang bikin bangga, diantara sedikitnya film yang saya tonton tahun lalu dan saya review di IG film saya yang sudah mati suri, pemenang Oscar tahun ini adalah salah satunya!

Saya masih ingat banget gimana dulu marathon film yang diprediksi masuk Oscar, lalu marathon nonton semua film yang masuk nominasi. Sebuah kebanggaan yang sekarang ga ada apa - apanya.

Tapi setelah vakum dari profesi sebagai reviewer, ada satu film yang menang, menangnya jadi Film terbaik pula, masih ada suatu kebanggan. Masih terasa keren. :))

*hela napas panjang* Saya kangen masa - masa itu.

Untuk Anak - Anakku, Tentang Nenek Kalian

Hutang pada orang tua tidak akan bisa lunas. Waktu, tenaga, uang, tidak akan cukup. Tidak akan sempat. Tapi saya punya mimpi, suatu saat ini bisa mulai mengubah keadaan, dari terus menerus memberi beban menjadi mulai membayar sedikit demi sedikit.

Saat ini saya masih merepotkan. Dibalik tubuhnya yang kurus dan kian mengecil, tersimpan kesabaran dan kekuatan mengasuh tiga cucunya, yang saya dan istri tinggal kerja dari pagi hingga sore.

Saya tak pernah menanyakan bagaimana caranya Ia mau makan, kencing, apalagi buang air besar. Apalagi bila ada tamu ke rumah yang jumlahnya tak jarang. Saya gak siap dengar jawabannya. Hati saya gak siap mendengar penderitaan yang pasti dialami ibu.

Si sulung dan si tengah yang terus berkelahi berebut mainan. Mainan ada banyak, tapi belum menarik kalo belum dipegang saudaranya. Setelah saudaranya melepas mainan itu, yang lain pun ikut hilang hasrat untuk memainkannya. Jadinya, mainan yang tadi diperebutkan, jadi terabaikan.

Alpha Female dan Panggilan Sayang

Beberapa hari yang lalu terlintas di berada Twitter saya video tentang kenapa lelaki cenderung tidak suka menjalin relationship dengan alpha female.

Disitu disebutkan kalau lelaki dikatakan butuh merasa dibutuhkan. Perempuan yang terlalu mandiri tidak memberikan hal itu, bahkan sebaliknya. Cowok katanya lebih suka ceweknya minta tolong kepadanya meski sebenarnya cewek itu bisa sendiri. Bukain tutup kaleng, ambilin sesuatu yang tempatnya tinggi, dan lainnya.

Alpha female ini memang agak tricky. Salah pilih, malah dapet yang bossy. Cewek - cewek tangguh dan mandiri kadang memang bikin hidup jadi ringan dan simpel, tapi juga memang ngasi tekanan berlebih kalau kita gak bisa ngikutin ritme kerja mereka.

Jika Saham Bukan Untuk Saya, Lalu Apa?

 

Mulai masuk akal kata orang kalau mau survive di pasar saham musti melewati 3 - 5 tahun dulu. Bahkan sepuluh tahun. Saya saja yang baru satu setengah tahun di saham udah ribuan kali pengen nyerah. Orang yang kuat lebih dari itu, pasti orang yang hebat banget.

Mungkin saham bukan tempat untuk saya.

Lalu, apa?

Belajar Trading Saham dengan Lot Kecil Dahulu

Oh, hay! Saya harus menulis lagi disini atau kalau tidak, saya akan menyia-nyiakan lagi uang pembelian domain saya setiap tahunnya.

Kali ini update-nya cepet aja ya. Saya ketika dari handphone. Jam 12 malam. Yang harusnya saya sembahyang, atau langsung istirahat karena besok sudah mulai kerja normal setelah hari raya Galungan.

Anak-anak dan istri sudah pada tidur, dan bentar lagi saya akan menyusulnya.

Kabar terbaru dari saya, masih kabar lama. Saya masih asik trading saham. Walau masih konsisten mencetak kerugian.