BAHKAN BERSEDIH PUN TIDAK SEMPAT

Bila Tuhan tidak memberikanmu kesempatan untuk menangis, mungkin memang hal itu ga layak untuk ditangisi. Mungkin di depan sudah disiapkan lebih banyak lagi kesempatan yang lebih besar untuk kita raih.

Memang tidak mudah. Perih rasanya. Bila tertusuk duri, atau terbetur sesuatu, kita akan berhenti dulu. Memeriksa lukanya, mencoba mengurangi sakitnya, dan menunggu pedihnya reda, baru bisa melanjutkan hidup kembali. Tapi itu bila yang terluka adalah fisik.

Bila hati, mental, dan batin yang terluka, akan lebih susah untuk sekedar berhenti untuk diam sebentar dan meratapi kesedihan setidaknya hingga sakitnya reda. Dunia tidak akan memaklumi perasaan kita. Semesta tidak akan berhenti hanya untuk memahami apa yang kita rasakan. Kita yang harus kuat dan bertahan.



Bahkan bila ruang untuk merenungi kesakitan ini sengaja kita usahakan, harus ada hal lain yang dikorbankan untuk waktu yang kita upayakan ini.

BERSABAR. Itu kata yang akan diucapkan orang yang kamu kasi tahu apa yang sebenarnya kamu rasakan dan yang kamu alami. TAHAN, TAHAN, dan TERUS BERTAHAN. Hebat bila kamu bisa membuat dunia berputar seperti keinginanmu. Tapi saya sangat yakin, lebih banyak lagi yang hanya bisa menunggu dengan pasrah (atau bersiap) tentang apalagi yang akan dunia berikan. Lalu menerimanya, berusaha sekuat tenaga tidak tersungkur. Terluka itu pasti, tapi menyerah itu pilihan.

Tapi menyerah dan bertahan sama - sama bukan pilihan yang salah.

*

Sebuah tulisan sebagai jawaban dari tulisan di https://www.separonyolong.com/2023/03/ttahu-tahu-sudah-besok.html, ternyata saya bisa menulis dan menceritakan bagaimana jalan dan hasilnya tes yang saya ikuti kemarin.

0 bukan komentar (biasa):

Post a Comment

Jangan lupa cek twitter saya @tukangcolong
Dan channel YOUTUBE saya di
SINI