JAHAT KE TUKANG PARKIR CLANDYS

Dalam belanja keperluan anak - anak, saya dan Dwi berbagi tugas. Dwi beli snack dan buah, saya beli keperluan lainnya. Tapi kalau Dwi pake uang pribadi, kalo bagian saya pakai duit patungan kami berdua karena perbedaan kondisi keuangan kami.



Saya biasanya belanja di Clandys terdekat. Karena menurut ibu saya, harga di Clandys sudah mendekati harga di pasar umum. Berbeda jauh dengan swalayan lain yang umumnya di atas harga pasar. FYI, ibu saya sangat kritis dengan harga barang sehingga kadang kalau beli sesuatu, harganya gak saya bilang atau bahkan terpaksa bohong daripada dengan omelan beliau. Makanya ketika beliau meng-ACC harga di Clandys, gas lah yuk borong!
Clandys ini juga jadi alasan lain kenapa saya yang dapat bagian tugas belanja keperluan anak non snack. Dwi pulang kerjanya sore, dan Clandys tidak searah dengan jalan dia pulang. Kalau isi singgah, dia akan makin malem nyampenya.

Budget belanja keperluan anak non-snack kami taruh dalam satu ATM khusus. Jadi tiap belanja ke Clandys, kami selalu cashless. Masalahnya, saya sering lupa untuk bawa cash cadangan. Bener-bener cuma modal bawa kartu ATM doang. Padahal di Clandys ada tukang parkir berbayarnya!


Padahal Clandys tempat saya biasa belanja punya tiga tukang parkir yang jaga bergiliran di hari yang berbeda. Tapi saya selalu lupa bawa cash di tukang parkir yang sama. :(

Kayaknya si bapak udah hapal melihat gelagat saya kalo udah celingukan di parkir dengan tampang panik mencoba merogoh semua kantong di pakaian dan tas saya, saku di motor, sampai jok berharap ada seribuan nyangkut walau akhirnya usaha saya nihil hasil.

Ada sekitar tiga kali saya gak bayar parkir ke bapaknya.

1 bukan komentar (biasa):

Nuel Lubis, Author "Misi Terakhir Rafael: Cinta Tak Pernah Pergi Jauh" said...

Clandys itu kayak lawson atau alfamart di sini ya

Post a Comment

Jangan lupa cek twitter saya @tukangcolong
Dan channel YOUTUBE saya di
SINI