SAHAM SEMEN TIGA RODA (INTP)

Kita bisa sedih dalam waktu yang lama karena sesuatu hal. Tapi kita gak bisa selama itu saat mengalami perasaan bahagia.

Katanya, sistem di otak kita memang diatur untuk bersiap merasakan kesedihan. Diri kita disiapkan untuk beradaptasi dalam keadaan yang tidak nyaman. Itu yang bikin kesenangan yang kita rasain cepet hilang, kalo sedih bisa lam banget. Saya tahu info ini dari youtube. Tau deh keabsahan teori ini kaya gimana. :))

Kok saya ngomongin hal ini sih?
Soalnya, belakangan ini saya harusnya happy. Dari belasan saham yang saya pegang, yang merah kurang dari sepertiganya. Bahkan yang hijau, walau saya belinya dikit, ngasi persentasi profit yang lumayan. Sebuah angka yang selama ini ngebayanginnya pun saya ga berani.

Tapi, semua kesenangan ini luput hanya dari satu peristiwa luar biasa.

Saya memang ada rencana mengurangi jumlah saham yang akan saya pegang, tapi tidak dengam cara ini.

Kehilangan saham yang wajar menurut saya adalah kena cutloss, trailing stop (TS) , tau ga sengaja kejual. Tapi kali ini, saham INTP yang saya punya turun di pre closing. Bikin sistem TS yang gagal karena transaksi pre closing hanya berlaku kepada orderan yang diantri sebelumnya. Sedangkan TS adalah reaksi yang berjalan setelah adanya perubahan harga.

Jika ingin disiplin, kamis nanti ketika pasar buka kembali setelah libur hari kelahiran Pancasila, saya harus jual saham ini karena melewati batas cutloss saya. Masalahnya, INTP turun bukan tidak secara alami. Penurunan ini imbas pengumuman sebuah indeks di bursa saham kita yang bernama MSCI yang mana INTP keluar dari daftar tersebut.

Dan jika ingin makin disiplin lagi, saya harusnya memang tidak baper meleps INTP. Toh dia sudah tidak sesuai dengan alasan saya dulu membelinya. Harapan saya dia ngasi deviden diatas 6% dari harga sahamnya. Tahu-tahunya, INTP hanya ngasi 500 per lembar atau 50000 per lot, sedangkan harga per lotnya 900rb - sejuta.

Alasan saya berat melepas INTP tak jauh - jauh dari pertimbangan subjektik, fanatik, dan emosional. Saya tahu ini salah, kita harusnya bertindak dari apa yang terlihat, bukan dari apa yang kita rasakan atau harapkan.

Saya pernah melihat INTP naik belasan persen di porto saya. Dengan kena TS, mungkim saya akan rela. Karena TS saya tidak seekstrem penurunan hari ini. Hal ini juga yang bikin saya gak rela menerima 'sisa profit' yang masih bisa Ia kasi dibanding apa yang pernah Ia tunjukan di portofolio saya.

MSCI ini juga-biasanya-bikin saham yang ditarik naik akan dibawa kembali turun, dan yang turun akan ditarik naik ke harga awal sebelum drop. Tapi itu kan biasanya, bagaimana jika kali ini tidak? Bagaimana jika memang ditarik sebentar lalu turun lagi?

Langkah paling realistis yang bisa saya lakukan adalah jual di harga sekarang mumpung hitungannya masih profit. Kalo langkah yang kompromis: jual di BEP. Kemana pun arahnya, berarti sampai sana jodohnya.

Masalahnya, saya tidak punya karakter orang-orang cerdas yang selama ini saya kenal. Karakter itu yaitu ucapan, tindakan, dan perasaan/pikiran yang sejalan.

Mungkin saya bisa melakukan langkah yang realistis, atau yang permisif, tapi belum tentu saya tega, atau tidak kepikiran bila hasil tidak sesuai ekspektasi. 

0 bukan komentar (biasa):

Post a Comment

Jangan lupa cek twitter saya @tukangcolong
Dan channel YOUTUBE saya di
SINI