POSTING GARA-GARA DIINGETIN NOTIF PERPANJANG DOMAIN

 

April adalah bulan yang sibuk. Sebuah project mengharuskan saya marathon semua film nominator Oscar tahun ini. Ini tidak mudah, karena saya lakukan malam setelah pulang atau subuh sebelum berangkat kerja. Itu pun maksimal hanya satu film per hari. Sedangkan saya harus menonton 42 film (seluruh film pendek dalam satu nominasi dianggap satu film).

Idealnya, kalo saya saya nonton 3 film dalam 1 hari, target saya akan tercapai dalam setengah bulan. Sayangnya tidak bisa. Bahkan ketika dapat jadwal WFH, kondisi tetap gak memungkinkan karena sibuk ngajak main si sulung.

Tapi ini adalah proses. Setelah sebulan yang berdarah - darah, sejak Mei ini, baik istri maupun ibu sudah mengerti kebiasaan baru saya dalam bekerja dan mau memaklumi. Mereka menyediakan waktu-waktu khusus agar saya tetap bisa bekerja meski di rumah, dan mereka yang ngajak anak - anak. Toh, saya ga seharian lepas dari anak. Di beberapa kesempatan saya keluar ruang kerja dan main sama anak selama sejam lebih. Abis itu kerja lagi, kalo capek, main lagi sama anak-anak. Sebagai alat refreshing juga, capek di depan komputer terus.

Oscar sendiri berlangsung di hari minggu terakhir di bulan April. Banyak yang ngaku gak kenal dengan para nominator karena pandemi membuat bioskop tutup dan akses mereka ke film jadi terbatas. Sedangkan saya karena dituntut pekerjaan, harus mengejar mereka dimana pun ditayangkan secara legal. Sering kali harus ngeluarin modal lebih biar tetep bisa mendapatkan akses ke mereka secara  legal.

Ternyata gini rasanya udah nonton sebuah film sedangkan banyak orang belum. Pantesan banyak yang berlomba - lomba jadi yang pertama. Tapi saya gak menyombongkan diri di depan umum. Rasa senang ini saya simpan untuk diri saya sendiri dan kalian yang baca tulisan ini.

Oscar sendiri berlajan dengan beberapa daya tarik. Artis yang datang, serta para pemenang. Perempuan, keturunan Asia, adalah dua dari kehebohan Oscar tahun ini. Kalo ditanya apa kontroversi yang terjadi (gak ngerti juga kenapa panitianya dari tahun ke tahun bisa miss seakan ini jadi ritual rutin), yang paling kelihatan adalah pembacaan pemenang Best Picture.

Nominasi paling bergengsi ini biasanya dibaca paling akhir sebagai momen puncak. Hanya saja tahun ini ditukar dengan Best Actor karena menghargai salah satu nominator yang telah meninggal sebelum malam penghargaan. Sayangnya, bukan beliau yang menang. Yang menang adalah orang lain.

Suasana jadi serba salah. Di lain sisi ini bagus karena menunjukkan tak ada main mata antara juri dengan panitia, di sisi lain ya gak enak aja suasana jadi canggung dan gak nyaman karena susunan acara jadi berantakan. Terlebih yang menang juga gak menyangka (dia juga menduga bukan dia yang menang), dia gak siap, dan dia gak dateng ke acara.

Acara jadi antiklimaks.

Untuk para juara, tebakan saya separuhnya meleset. Banyak jagoan saya gagal bawa piala. Masih belum cocok jadi analisa film. :))

Pada akhirnya gak semua film bisa saya tonton. Dokumenter panjang dan pendek serta 4 film berbahasa asing tidak sempat saya tonton. Keburu habis waktunya. Semoga tahun depan, saya bisa lebih siap lagi dengan pengalaman dan pelajaran tahun ini.

0 bukan komentar (biasa):

Post a Comment

Jangan lupa cek twitter saya @tukangcolong
Dan channel YOUTUBE saya di
SINI