DIMINTA MASUK ADAT BALI


Berkali - kali saya disuruh masuk adat. Alasannya: karena saya sudah punya tanah di daerah sini.

Sebenarnya ini tidak masalah. Memang seharusnya seperti ini. Bagi yang punya tanah dan ditinggali, harus masuk warga adat. Masalahnya, dari bapak saya, hingga saya punya dua anak seperti sekarang, saya belum pernah terlibat dalam aktivitas adat.

Banyak ketakutam dalam diri saya untuk memulai pertama kali. Saya bukan tipe yang cepat membaur ke lingkungan baru. Belum lagi, dari saya kecil sulit masuk ke karakter masyarakat disini. Saya takut dibully, atau dikucilkan, atau mungkin dimanfaatkan. Menjadi korban.

Saya pun takut kewalahan membagi waktu dan pekerjaan jadi terbengkalai. Atau tidak bisa membayar banyaknya iuran. Sering saya merasa iri kepada warga non Hindu yang juga tinggal disini dan juga punya tanah. Mereka tidak masuk adat, jadi ada waktu untuk melakukan pekerjaan lain, atau hanya sekadar istirahat.

Kadang marah muncul di hati membayangkan oknum -oknum memanfaatkan keikutsertaan saya dalam adat sebagai pencapaian mereka. Dijadikan salah satu prestasi. Saya jadi sebuah alat.

Namun saya sadar. Gak seharusnya saya mengeluh seperti ini. Semua orang Bali mengalami hal sama dalam bermasyarakat di lingkungan adat Bali. Saya hanya belum terbiasa. Ini benar - benar baru.

Sekarang saya hanya bisa bersiap, hal ini cepat atau lambat akan terjadi.



0 bukan komentar (biasa):

Post a Comment

Jangan lupa cek twitter saya @tukangcolong
Dan channel YOUTUBE saya di
SINI