TERLALU SLOW


Hai.

Tadinya saya mau cerita tentang film The Darkest Minds yang baru saya tonton. Tapi keresahan lain muncul di kepala saya yang amat menggangu bahkan memperngaruhi kepribadian saya di depan temen - temen.

Kalo dipikir - pikir, lama - lama blog ini bisa berubah dari blog yang ringan dan mencoba lucu menjadi blog curhatan lelaki yang sedang belajar jadi seorang kepala keluarga. Karena memang disitulah dunia saya sekarang. :))

Btw sekarang saya ngetik bukan hanya sekedar di kantor, tapi malah pakai komputer kantor! Muahahaha.. Tapi memakainya setelah pulang jam kerja, jadi ga termasuk korupsi *wink*

Soalnya laptop windows tua saya telah saya hibahkan ke adik yang laptop barunya rusak. Kasian dia gak bisa kerja, dan semua orang kena kekesalannya. Jadi, sekarang saya yang gak punya laptop. Macbook kemana? Itu saya pakai untuk momen - momen tertentu saja seperti ngedit video. Hehe. Bukan untuk keperluan sehari - hari. Saya ceroboh soalnya, takut dia kenapa - napa.

Oke, sebelum hari makin sore dan menjadi gelap karena saya sendirian ngetik di kantor, langsung aja sama inti topik pembicaraannya. Pagi ini puncak kekesalan saya kepada istri. Saya mendiamkan dia. Sebenernya emosi saya sudah dimulai dari kemarin.

Entah ya, apakah amarah kepada istri adalah bukti dari belum siapnya saya untuk menikah. Cuman insiden ini adalah puncak dari kepanikan - kepanikan saya terhadap PR - PR yang makin hari makin nambah dan kian menggunung.


Tiap malam, sebelum tidur, banyak hal yang harus saya dan istri lakukan sebelum kantuk tiba. Belum lagi hari minggu ini (tiga hari lagi) dia ada ujian. Yang artinya dia hanya punya kesempatan belajar hanya 3 hari. Berarti makin banyak hal yang harus dilakukan sebelum tidur.

Saya sebagai suami, ingin menemani dia menyiapkan semua 'ritual sebelum tidur' tersebut. Cuman saya adalah pria lemah terhadap rasa kantuk, dan istri saya makin hari makin susah diajak tidur cepet sebelum saya tertidur, agar saya bisa nemenin dia.

Nah, masalahnya, kemarin ibu saya curhat ke istri hingga jam 12 malam. Belum belajar buat tes, gosok gigi, sembahyang, dll. Sebenernya ini gak sepenuhnya salah istri saya. Saya dan istri sama - sama tipe orang yang gak enakan. Ibu lagi seru - serunya cerita. Saya kodein dengan mematikan lampu kamar, ngingetin istri untuk obat, tapi tetep tidak menghentikan curhatan ibu. Saya pun nyerah, dan meninggalkan mereka tidur tanpa sempat saya gosok gigi terlebih dahulu.

Besoknya saya marah kepada mereka berdua. Saya gak bicara kepada mereka berdua. Sejujurnya saya lebih marah kepada ibu, tapi kesalahan saya adalah saya malah melampiaskan semuanya kepada istri.

Yang paling saya pikirin adalah projek yang rencananya saya buat dengan istri. Projek yang harusnya kami lakukan tiap hari, sejak hari pertama menikah. Cuman kami sudah terlambat 84 hari lebih!!! Dan istri seakan tidak peduli dengan hal itu. Padahal ini adalah impian saya, sudah saya rencakan sejak saya masih kuliah.

Gara - gara kecewa melihat respon istri terhadap rencana saya, saya jadi ikut males dengan projek - projek kami yang lain seperti video prewed, nikah, dan foto - foto instagram. Rasanya pengen teriak ke mukanya: URUS AJA SENDIRI!!!


Atau sekalian ga usah dikerjain.

Punya istri tanpa ambisi itu memang menenangkan. Hidup jadi damai. tapi kalo terlalu selow juga gak baik. Dari prewed hingga pindah rumah, semua serba kebut semalam. Jujur saya gak nyaman dengan ini. Saya sangat mengharap semua bisa well prepared. Tapi realitanya, saya seakan panik sendiri. Masa sih semua harus diselesaikan di menit - menit akhir?

Saya sering berpikir 'Ya udah kalo lo emang woles, lo urus aja sendiri seenak lo, gue pengen liat apakah semua bisa selesai kaya pikiran optimisme yang lo punya."

Saya akui ini pikiran salah, tapi kadang saya iri dengan sifat Desi yang panikan dan gerak cepet. Gara - gara satu tim dengan dia, saya bisa menjalankan youtube saya kembali. Atau sifat Dewi, yang selalu bikin orang lain merasa tenang jika menyerahkan urusan ke dia. Tinggal bilang," Wik, gue mau bikin gini nih", dia langsung jalan dan bantu hingga hal itu terwujud tanpa isi acara lelet.

Saya adalah pria yang tak sempurna. Saya tidak bisa jalan tanpa bantuan orang lain. Tapi kalo partner lamban, saya pun jadi ikut lamban. Kaya cermin. Lalu semua rencana jadi gak jalan. dan kami hancur bareng - bareng.


3 bukan komentar (biasa):

Rezky Pratama said...

sudah nikah kah masbro
wkwkwk

jual aksesoris handphone dan komputer said...

sabar aja bang mungkin ini cobaan

Dhidhit said...

Terlalu slow.............

Post a Comment

Jangan lupa cek twitter saya @tukangcolong
Dan channel YOUTUBE saya di
SINI