Yang Katanya Gak Enak


Tuhan maha bercanda. Mungkin yang bisa manusia minta ke tuhan cuma satu hal: agar rencananya sama dengan yang Tuhan rencanakan.

Banyak orang yang baru satu kali ikut tes CPNS langsung lolos. Tapi gak sedikit juga yang berkali - kali ikut tapi gak lolos - lolos. Tes CPNS itu seperti sebuah pertandingan. Lolos gak lolos cuma hitungan menang dan gak menang. Kemenangan itu biasa, dan kekalahan adalah hal yang wajar dalam pertandingan.

Saya tidak menyangkates CPNS bisa jadi seserius tahun ini. Di umur yang memasuki angka 25 sudah saatnya saya punya kerjaan yang layak. Kerjaan saya sekarang udah enak. Tapi belum layak. Layak untuk bisa nyicil rumah, nyicil kendaraan, nyiapin dana pensiun, nyiapin dana pendidikan, asuransi - asuransi, menanggung istri yang belum ada calon pastinya serta anak - anak saya kelak. Enaknya adalah kerjaannya cukup santai, ada target yang dikejar tapi gak ada sanksi yang diberikan jika target itu tidak diraih (setidaknya selalu ada cara untuk menghindari sanksi yang diberikan). Kompromi banget.

Di kerjaan yang sekarang saya selalu bisa melihat matahari sore dari rumah. Ijin dan sakit gak akan memotong gaji yang saya peroleh. Cuman penghasilan yang saya dapat masih UMR. Mustinya saya bersyukur dengan keadaan ini. Jika melihat ke bawah, banyak orang yang ngarep bisa berada di keadaan saya sekarang. Banyak yang penghasilannya lebih sedikit tapi rumah tangganya sukses. Hidup mereka seru aja gitu kelihatannya. Setidaknya ada keseruan yang bisa mereka pamerkan. Disini saya merasa yang saya butuh banget partner hidup. Seorang pasangan, yang menguatkan setiap langkah gontai kaki ini.

Selain penghasilan, yang membuat saya gak nyaman adalah aroma - aroma tekanan dari pihak kantor yang makin besar. Saya sangat teramat sadar bahwa di antara temen di posisi yang sama, saya yang paling bego. Hanya atas nama kompromi tadilah saya masih dipertahankan. Pak Kepala Badan yang baru dan Gubernur mulai memberikan target yang musti dikejar. Sudah sering saya mampu lolos dari sanksi, cuman gak mungkin saya selalu lolos. Sepandai - pandai tupai melompat terkadang jatuh juga.

Belum lagi tahun ini orang yang memusuhi saya pas kuliah dulu dan memprovokatori seluruh temen - temen satu angkatannya untuk memusuhi saya diterima jadi PNS di kantor saya. Otomatis posisinya lebih tinggi dari saya nanti, dengan kata lain dengan mudah dia akan menyuruh - nyuruh saya, dan dengan power yang ia punya dari posisinya nanti dan ditambah orang - orang 'super' yang membekinginya, dengan amat sangat mudah saya disentil keluar.

Tahun ini saya ikut tes PNS. Dari 4 orang yang dicari untuk posisi yang saya lamar, saya masuk urutan 3 di seluruh peserta yang tes di Bali. Namun setelah diranking secara nasional, nama saya ga masuk 4 besar. Padahal doa saya terkabul tahun ini, tes nya cuma sampe TKD doang, gak pake TKB, tes psikotes, tes kesehatan, interview, dan segala macem. Mana nunggu pengumumannya lama banget. Gak tahu kenapa sampe kementerian yang saya lamar mundur 4 bulan dari tanggal yang seharusnya. Masuk kategori instansi terakhir yang ngumuman hasil tes. Itulah alasan proses rekrutnya hanya sampai TKD doang. Beruntunglah engkau wahai yang keterima tahun ini.

Padahal lowongan tahun ini adalah yang paling ideal untuk saya. Sudah tesnya cuma TKD doang, umur ideal untuk menjadi PNS, posisi yang dicari cukup banyak (biasanya maksimal 2 orang), penempatannya di Bali, dan kementeriannya masih satu kementerian dengan tempat saya bekerja sekarang. Yah apa mau dikata, orang - orang baru melompati saya dan saya stuck ini. Sakit, dan musti tetap bertahan. *nangis*

Kadang agak ironi. Rasanya semua kekerenan dalam diri saya dihisap satu - satu. Roda kehidupan saya sedang ada di bawah. Sekarang banyak yang ketawa dengan keadaan saya. Dulu yang jadi adik - adik kelas di kampus, dan saya adalah ketua himpunan, sekarang mereka jadi PNS dan saya masih kontrak. Di kantor yang sama pula. Yang makin pahit saat melakukan sampling udara ke Karangasem, waktu minta tanda tangan SPPD, temen seangkatan pas kuliah dulu yang bukanlah seorang aktivis, populer, ataupun berprestasi diem - diem lolos jadi PNS disana. Bukan bagian lab pula! Itu posisi idaman saya + lokasinya di daerah tempat saya tinggal. *nangis makin kenceng*


Keadaan gak enak ini makin sempurna ketika orang yang menawarkan posisi ini di facebook himpunan dulu malah sekarang melamar juga jadi pegawe kontrak di kantor saya karena kantornya yang lama pailit. Dia sudah bapak - bapak, dulu ia menolak tawaran ini karena posisinya sebagai manajer, dan sekarang kami akan satu tempat kerja, satu posisi. Ya ampunnn

Mungkin menjadi PNS bukan jodoh saya. Lalu jadi apa? Saya sama sekali gak ada bayangan mau kerja apa jika terjadi hal yang paling buruk? Ini efek sekian tahun berada di zona nyaman, sehingga otak dan kreatifitas pun tumpul. Hal - hal kreatif yang saya lakukan selama ini kurang menghasilkan. Entahlah saya harus gimana lagi? Kalau ditanya saya pengennya apa, saya hanya ingin bisa memiliki hidup yang seru, menginspirasi orang, tidak mikiran keuangan lagi, bermanfaat bagi banyak orang, dan jadi keren.

Ada yang bilang ke saya bahwa apapun hal yang terjadi, langit gak akan runtuh. Tapi dia salah. Ada keadaan dimana kita mengharapkan mending langit runtuh dan hancur bersamanya daripada kita harus mengalami hal yang sedang terjadi.

*hela nafas*


2 bukan komentar (biasa):

Nuel Lubis, Author "Misi Terakhir Rafael: Cinta Tak Pernah Pergi Jauh" said...

Sama bro. Percaya deh, gue juga alami yang lu alami walau dalam beda versi. Gue juga mengharapkan mending langit runtuh dan hancur bersamanya daripada kita harus mengalami hal yang sedang terjadi. Kadang gue udah nyaman sama hidup gue. Tapi satu hal yang memberatkan gue... lagi-lagi soal finansial. Soal itulah yang bikin otak gue harus kerja, kerja, dan kerja. Ga ada liburan sama sekali nih otak. Hahaha... >_<

Tapi mungkin ini gara-gara mindset gue kali yang salah. Harusnya gue lebih banyak bersyukur, ikhlas, dan tahu diri. Hahaha... >_<

Maaf curcol..

ratusabunherbal said...

Yang penting bersyukur. Dan tetap berusaha. God bless

Post a Comment

Jangan lupa cek twitter saya @tukangcolong
Dan channel YOUTUBE saya di
SINI