Disclaimer dulu ya. Mitos ini bukanlah mitos yang sebenrnya beredar di masyarakt. Mitos ini adalah hal - hal yang saya bikin sendiri, untuk diri saya sendiri yang belum tentu orang lain juga merasakannya. Dan di saham saya adalah day trader / swing, bukan scalper.
Saham punya keinginannya sendiri. Dia gak peduli saya mau kerja atau enggak. Cuman bedanya, kalau saya tinggal kerja, loss-nya gak terlalu berasa. Kalau diawasin tiap detik, degdegannya malah bikin gak fokus kerja. Deadline berantakan. Dan jadi ngambil keputusan - keputusan yang gak bijak misalnya kecepatan jualan.
Makin besar uang yang dipakai beli sebuah saham, peluang loss lebih besar.
B e t u l b a n g e t. Kalau dipikir - pikir, ini ada alasan ilmiahnya. saya biasanya memecah orderan dalam beberapa antrian. Dari harga saat ini, sampai ke harga support (harga minimal yang bisa saya kompromikan). Saham yang baik, dia ga sampe antrian terbawah sudah mantul ke atas. Bila beruntung, dia akan sampai ke antrian terbawah, baru mantul. Tapi itu jarang.
Yang sering terjadi, kalo semua antrian saya sudah kejemput oleh sahamnya, saya udah mulai degdegan tuh. Itu pertaruhan hidup dan mati. Jebol satu harga di bawah, artinya saya harus jual. Mungkin saja dia akan mantul, tapi kemungkinan dia makin ambrol lebih besar. Saya gak mau mengambil resiko. Biasanya saya langsung cut kalau udah jebol support. Itulah makanya mitos ini masih belum terpatahkan.
Jangan bahas saham sama istri agar tetep cuan.
Biasanya saya cerita saham ke istri kalo lagi cuan. Atau setidaknya gak loss besar. Soalnya kalo ngomong yang jelek - jelek ke istri, takutnya dia ovrthinking. Saya yang udah lama di pasar aja masih gaa enak makan kalo habis dihajar market, apalagi istri yang ga pernah menjalani langsung. Nah, artinya, kegiatan saya cerita ke istri adalah sebuah proses tinggi hati. Sombong. Congkak. Dan percaya gak percaya, besoknya saya pasti langsung kualat. Porto berdarah sejadi - jadinya. Ini beda cerita kalo cerita di blog. Hasilnya variatf. Mungkin sebaiknya kalau ada apa - apa soal saham, saya cerita di blog aja. Istri dan anak cukup ngerasain cuan yang saya dapetin.
0 bukan komentar (biasa):
Post a Comment
Jangan lupa cek twitter saya @tukangcolong
Dan channel YOUTUBE saya di SINI